PELACUR
Sampai detik ini, aku tidak pernah tahu bagaimana diriku? Abstrakkah? sesuatu yang mendayaguna? Atau, suatu benda yang bernyawa? Ah, entahlah! Yang pasti sekarang diriku seperti ini,menjadi seorang gadis yang dengan bermodalakn baju ketat,dan sangat tipis sehingga kutang yang kugunakan dapat ditebak warnanya tanpa harus membuka bajuku,atau menjadi seorang gadis dengan gincu merah yang menghias bibirku dengan harapan dapat menarik nafsu setiap mata yang memandanganya,atau menjadi seorang gadis dengan sepatu hak tinggi yang menambah keseksian kakiku,atau seorang gadis dengan rok mini yang kupakai agar mata yang berlabuh padaku tidak akan lepas lagi.Ya….aku ini seorang gadis penjaja sex yang lebih lazim di sebut pelacur,yang hidup dari menjual kemolekan tubuhku.
Sampai detik ini juga aku masih berdiri mematung disini,bertanya – tanya pada langit diatasku,masih pantaskah aku untuk dicintai,karena yang kutahu setiap pria yang bersamaku hanya menyukai buah dadaku yang berisi,atau pantatku yang bahenol,atau permainanku yang katanya membawa mereka terbang ke langit ketujuh,dan sehabis itu,mereka meletakkan uang di samping bantalku kemudian meninggalkan aku begitu saja.Jadi inikah yang disebut cinta?yang kutahu itu bukan cinta tetapi nafsu
Sampai detik ini juga aku masih menengadah kelangit dan mulai bertanya pada lembayung senja yang menghiasi langit yang sore itu sangat cerah kontras dengan kehidupanku yang sangat kelam,hitam dan nista .Tetapi entah kenapa lembayung yang dulu sewaktu kecil selalu tersenyum genit,sekarang seakan – akan benci kepadaku,dia begitu marah saat aku pandang,segurat garis kebencian selalu menghiasi wajahnya setiap kali kulayangkan pandanganku kepadanya.Aku memang pantas untuk dibenci.Sampai – sampai orang – orang yang kemarin bertemu denganku,orang – orang yang tangannya sedang menjinjing sebuah alkitab,mereka menghindar sambil melemparkan senyuman sinis kepadaku.Pantaslah mereka sinis kepadaku.Suami mereka tidak betah dirumah karena aku,seorang gadis pelacur yang selalu menarik minat suami – suami mereka untuk sekedar ngobrol bersamaku sambil sesekali melirik belahan payudarakau dan mengintip kemulusan pahaku.Padahal didalam alkitab yang mereka jinjing terdapat sebuah hukum kasih yang dulu selalu aku dengar saat aku masih aktif dan gemar melayani di gereja.Setahuku hukum kasih itu masih dan boleh berlaku untuk gadis pelacur sepertiku.Tetapi memang kenistaan diriku dan kekelaman hidupku mebangun pengecualian untuk itu bagi mereka
Dan detik ini,aku telah terpekur di altar gereja,aku terduduk berlinang air mata di tengah – tengah puluhan sorot mata kebencian yang menghujam dan menghukum diriku.Tetapi aku tak peduli lagi,aku hanya tahu diriku begitu rindu kepada masa laluku di gereja ini.Saat aku masih menjadi anak-Nya yang sangat manis,yang tiap hari berusaha untuk meluangkan waktu untuk pelayanan di gereja,yang dengan anggunnya memimpin paduan suara gereja setiap hari minggu,dan masih banyak lagi kenangan masa laluku di gereja ini.Dan sekarang kutengadahkan kepalaku,menatap patung salib yang ditengahnya terpaku dan terpancang sesosok juruselamat.Saat kupaandang dia seolah – olah tersenyum kepadaku dan membisikkan sesuatu kepadaku, “Marilah anakku berdiririlah,Aku begitu rindu kepadamu,bernyanyilah karena suaramu begitu merdu,engkau telah Aku ampuni!!!!”
{ 1 komentar... Views All / Post Comment! }
Artikelnya cukup menarik
Post a Comment