Dari atas sini, dapat ku saksikan Maha Karya Mu
Deretan "tanah tinggi" berbaris mengitari tanah tempat ku berdiri
Berselimut kabut tebal yang merayap dari lembah
Yang menusuk tulang oleh dinginnya
Tapi mengapa aku berada disini?
Detik-detik waktu berlalu dengan cepat
Apa yang ku dapatkan disini?
Hanya ada rasa letih
Hanya ada rasa perih
Hanya ada rasa sesal
Tak lama kemudian, kabut tebal perlahan menipis
Bagai gelombang pasang ia bergerak liar dan lenyap
Dan aku takjub oleh pemandangan yang tersingkap
Laksana panggung opera,
Di bawah sana, mahluk-mahluk kebanggaan Mu beraktifitas seperti biasa
Tak sadar bahwa aku menyaksikan mereka dari atas tanah ini
Seperti inikah pemandangan yang setiap hari Engkau saksikan?
Sekecil itukah kami ini bagi Mu?
Aku yang selalu bangga dengan segala yang ku miliki,
Nyatanya tak lebih dari debu tanah dari tempat ini.
Aku yang merasa kuat dibawah sana,
Terlihat sangat lemah dari tempat ini.
Ku tutup kedua mataku,
Ku tengadahkan kepala ku ke atas,
Ku angkat kedua tangan ku,
Lalu kuhirup udara dingin gunung ini.
Aku di sini karena satu alasan,
Aku di sini karena satu tujuan.
Rasa letih dan perih yang kurasakan menuju puncak ini,
Isyarat kelemahan yang ku miliki.
Kebanggaan dan kekuatan ku hanyalah omong kosong,
kebodohan yang nyatanya tak ada artinya.
Dan berada di sini saat ini,
menyadarkan siapa aku sebenarnya.
Aku hanyalah aku,
Aku tak lebih dari sekedar aku.
Aku tetaplah aku,
Sehebat apapun aku,
Aku tak lebih Agung dari Kau.
Gunung Merbabu, 23 Oktober 2009
De Daeng
{ 1 komentar... Views All / Post Comment! }
PENDAKI KROCO...
Post a Comment