Kaum yang terbuang “BERBICARA”
Tak tahu kenapa malam itu,kantuk tak kunjung menghampiriku.Padahal tubuh ini dan pikiran ini ingin aku tenangkan dari peristiwa tadi siang,di sebuah wisma di Salatiga.Peristiwa dimana teman – teman seperjuanganku,teman – teman yang beridealisme sama denganku,di bantai di sebuah wisma yang orang kenal dengan sebutan wisma Merpati.Sebuah ajang pembantaian yang dengan miris kami sebut “Pembantaian Wisma Merpati 2008”.
Ternyata menjadi seorang Che Guevara atau Soe Hoek Gie di PKMST tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.Ternyata melawan sebuah tradisi “ASAL BAPAK SENANG”yang salah atau system “YANG TUA SELALU BENAR”yang salah di PKMST tidak semudah memesan secangkir Coffiemix di warung Bu Sastro.Semuanya harus melalui proses,intrik dan trik yang harus jitu supaya tidak kepeleset dan dipermalukan bahkan di bantai di sebuah ajang kumpul – kumpul yang dengan bangga kita sebut Open Forum.
Hhhh…..masih terbayang di kelopak mataku wajah – wajah para punggawa PKMST sore itu.Wajah – wajah sumringah karena kemenangan sekan telah berada di depan mereka.Permainan pun mereka telah mulai,kami tak berdaya dibuatnya karena ternyata eksekutor – eksekutor mereka lebih handal dibanding kami.Tetua adat PKMST pun memilih diam saat itu.Memilih diam entah karena lagi sariawan atau tuntutan sebuah peran yang harus dimainkannya.Yang pasti kami di tuntut mengikuti permainan mereka dan hasilnya bisalah di tebak,kami kalah telak,kekalahan terparah yang baru kali ini saya alami.
Tradisi itupun sekarang semakin berjaya,tanpa melibatkan anggota,sebuah perhelatan acara yang di beri judul Penyambutan PKMST feat Semarang pun akan segera di gelar.Sebuah perhelatan yang hanya diputuskan oleh segelintir orang saja.Asas kekeluargaan yang selama ini di junjung tinggi oleh para pendahulu PKMST sekarang hilang entah kemana.Berganti dengan kediktatoran para punggawa PKMST.Kami rakyat PKMST yang tidak punya pangkat apa – apa di PKMST,sekarang digiring untuk diam,manut,dan jangan banytak Baco’ eh salah jangan banyak Bacot maksud gw.Padahal kami tidak setuju jika perhelatan itu harus di gabung dengan Semarang.
Tapi apalah daya kami.Daya kaum yang terbuang.Terbuang karena nakal,terbuang karena lebih gemar bermain game dari pada ikut kegiatan PKMST yang membosankan,tebuang karena tidak patuh,dan terbuang karena banyak BACOT.Suara kami hanyalah sebuah polusi suara bagi mereka,tuntutan kami hanyalah sebuah rengekan anak kecil bagi mereka.Jadi buat apa di dengarkan,hanya buang – buang waktu saja.
Hhhh…ternyata kantuk itupun telah berkomplot dengan mereka,menyerangku dan memaksa mataku untk terkatup.Menggiring pikiranku untuk melupakan peristiwa itu tetapi untung sosok Soe Hoek Gie,yang selama ini menjadi panutanku kembali membangkitkan semangat dalam hati nuraniku untuk tetap berjuang dan tetap berkoar – koar demi sebuah REVOLUSI dalam tubuh PKMST.
SALAMA’
Kaum Terbuang
dan
Rakyat Kecil PKMST
Kaum Terbuang
dan
Rakyat Kecil PKMST
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Post a Comment