Keindahan Maha Dewi dalam balutan kemuliaan Ilahi terpancar darimu,
yang diciptakan oleh rajutan tangan penuh cinta.
Tatapan matamu membuatku merasakan sejuknya berdiam di bawah pohon rindang,
yang melindungi ku dalam rasa nyaman.
Rambutmu bak sutera mahal yang dimainkan hembusan angin pegunungan,
berkilau dalam terpaan cahaya mentari pagi ufuk timur.
Wajah cantikmu tak pernah lepas dari keceriaan,
membagikan senyuman hangat yang tak pernah dapat ku pahami maknanya.
Saat engkau tertawa, aku hanya bisa terpana dengan barisan gigi-gigi putihmu,
laksana sekawanan domba yang berbaris rapi di padang rumput hijau,
memberikan sensasi rasa bahagia yang sulit ku terjemahkan.
Tanganmu lembut saat menyentuhku,
meninggalkan semangat dan harapan baru melalui kulit halusmu.
Tak bisakah sesaat saja kau lepaskan sentuhanmu, dan berhenti melangkah pergi?
Meninggalkan jejak-jejak yang penuh misteri bagiku.
Aku pernah melihatmu menangis, marah dan cemberut.
Tak sadarkah engkau wahai Flicka,
bahwa saat itu langit seketika menunjukkan murkanya.
Seakan hendak runtuh menimpa siapa saja yang meresahkan hati bersihmu bak salju di puncak gunung,
yang terkadang sangat dingin dan membeku.
Alam semesta memujamu dalam kekaguman sempurna.
Lihatlah hewan malam tak berani bersuara saat kau terlelap,
mereka pun terpukau dengan kedamaian yang terpancar dari wajah suci mu.
Dan ketika engkau terbangun, pun, mentari pagi seketika tertunduk,
menyapa sang Dewi Pagi sambil memuja Sang Kuasa atas anugerah-Nya di dirimu.
Flicka...
Jutaan kalimat ku tak mampu menggambarkan indah mu.
Karena aku hanya mehluk terbatas yang turut memuja mu.
Kintap, May 12, 2010
Flicka
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Post a Comment